[ BAIT-BAIT KEBEBASAN ]


 

Malam menjelma kelam

Kesunyian menyelimuti

Alam jagad raya

Terkecuali, kota-kota binal

Semakin riuh tak terkendali

 

Para manusia yang haus spritualis

Meringkuk,terpojok dalam labirin

Sujud berulang kali dihadapan-Nya

Bersimpuh dan diiringi tangisan sesal

 

Sedangkan, disudut jalan

Pengap para penjual malam

Sedang menanti belaian

Belaian dari para lelaki tua

Haus akan hasrat para wanita muda

 

Tak peduli aturan ataupun moral

Tak peduli cacian-makian

Mereka para penjual malam

Akan selalu menjelajah dunia malam

Menuntaskan birahi yang telah lama terpendam

Oleh aturan – aturan keparat

 

‘’Sialan aku lelah dengan berbagai macam aturan negara hingga undang-undang keparat yang melindungi perempuan’’, katanya

 

Sehingga kuputuskan menjadi pelacur ulung

Tentu, Aku akan dihina, diinjak, dan segala yang bernapas

Menyebutku jalang seperti seonggok sampah

 

Dan mereka mereka para kaum spritualis

Si paling suci, bijak dalam melontarkan kata-kata suci, dan si paling berotak kanan

Berkoar-koar meluapkan segala kata-kata bijak

 

‘’Celaka celaka celaka kau!!. Wahai kaum pendosa Tuhan tak akan mengampunimu wahai kaum pendosa, jika pun Tuhan akan mengampunimu kau akan tetap hina di muka bumi wahai kaum pendosa!”

 

Mereka mereka

Merasa  benar

Si paling benar

Merasa suci

Si paling suci

 

Apalah aku apa daya aku

Sang pendosa yang saban hari

Mengurung diri dan jiwa

Mengais kotoran

 

Lantaran,aku sang pendosa

Seonggok sampah dan kotoran

Tak pernah jauh dariku.

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

{ SKIZOFRENIA }

{ LAKUNA }

{ NELANGSA }