Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2025

{ Tenggelam Dalam Sunyi }

Gambar
  Aku tidak tahu sejak kapan aku mulai tenggelam. Mungkin sejak pertama kali aku sadar bahwa dunia begitu bising, dan aku tak punya suara yang cukup keras untuk didengar. Mungkin sejak aku lelah berdiri, lelah menjadi wujud dari ekspektasi orang lain. Maka di sinilah aku sekarang—melayang dalam kedalaman yang tak bernama, tak berbatas, tak bersuara.Air menelanku perlahan, tapi tanpa rasa takut. Tidak seperti kematian, ini adalah kelahiran terbalik. Aku kembali ke tempat aku berasal—ke dalam kegelapan rahim alam, di mana tak ada waktu, tak ada kata, hanya keberadaan murni. Aku melayang, tak jatuh, tak naik, hanya... ada. Lihatlah cahaya itu. Menyusup dari permukaan, turun seperti jemari surga, menyentuh tubuhku yang lunglai. Ia tak menjanjikan keselamatan, hanya kehadiran. Ia tak menjanjikan makna, hanya kejujuran. Dan dalam cahaya itulah aku tahu: aku bukan manusia yang sedang tenggelam. Aku adalah semesta yang sedang melepaskan bentuknya. Aku tak lagi takut. Sunyi di sini bukan ke...

{ Perayaan Mati Rasa }

Gambar
  Aku duduk di antara keramaian yang riuh, tapi telingaku sepi. Mereka tertawa, bersulang, berpeluk, seolah dunia tak punya luka. Tapi aku? Aku hanya diam, mematung, menyaksikan pesta dari dalam diriku yang kosong. Ada semacam perayaan yang aneh di dalam dada ini. Bukan perayaan suka cita, bukan pula duka nestapa. Tapi pesta diam—pesta mati rasa. Seperti tubuh yang terbiasa terbakar dan akhirnya tak lagi merasa hangus. Seperti jiwa yang terlalu sering tenggelam, hingga air tak lagi dingin, tak lagi menakutkan. Dulu, setiap tawa bisa membuatku tersenyum. Setiap luka bisa membuatku menangis. Kini, tawa dan tangis hanya bunyi. Getar-getar hampa yang tak mampu menyentuh dasar perasaanku. Mungkin aku telah terlalu sering patah, terlalu sering kecewa, hingga tubuh ini memilih bertahan dengan mati rasa sebagai pelindungnya. Aneh ya, bagaimana manusia bisa berdansa di atas reruntuhan emosi? Aku pun ikut menari, meski langkahku kaku. Ikut tersenyum, meski wajahku hanya topeng. Aku jadi tamu...