Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2025

{ Pergilah, Tinggalkan Aku Tak Apa }

Gambar
  Pergilah, tinggalkan aku tak apa. Aku sudah terlalu lama belajar mencintai kehilangan dalam diam, mengakrabi luka-luka yang tak pernah kupilih, dan berdamai dengan kenyataan bahwa tidak semua yang kita jaga akan tinggal.Aku tahu, hatimu sudah bukan lagi rumah untukku. Tatapanmu telah lama kehilangan hangat, dan kata-katamu kini lebih banyak menyayat daripada menenangkan. Aku bukan lagi orang yang kau cari di tengah gelisahmu, bukan lagi pelabuhan tempatmu pulang dari badai. Dan tak apa. Sungguh, tak apa. Kita pernah indah, aku tahu. Pernah tertawa sampai lupa waktu, berbagi cerita hingga dini hari, saling menyebut nama seperti doa. Tapi keindahan, seperti bunga musim semi, kadang hanya datang sebentar untuk mengajarkan kita bahwa sesuatu bisa tumbuh meski tak ditakdirkan untuk bertahan.Jangan merasa bersalah. Cinta memang tidak pernah menjanjikan akan selamanya tinggal. Ia datang, menetap, lalu kadang pergi—tanpa sebab, tanpa alasan yang benar-benar bisa dimengerti. Aku telah bel...

{ Hampa }

Gambar
  Di keheningan malam hanya ada aku dan kehampaan yang menyelimuti diriku— seperti selimut tipis yang tak menghangatkan, hanya menambah dingin yang menusuk hingga tulang. Bintang-bintang enggan bicara malam ini, dan bulan seolah lupa caranya menyinari luka-luka yang kupendam dalam diam. Aku duduk di antara bayangan dan kenangan, menyusun napas yang terasa berat, mencoba memahami kesunyian yang kini menjadi satu-satunya teman setia. Langkah-langkah masa lalu bergema di dalam pikiranku, membawa kembali wajah-wajah yang pernah membuatku tersenyum— lalu pergi tanpa pamit, meninggalkan lubang sunyi yang tak bisa lagi kutambal dengan harapan. Hatiku, seperti jendela yang retak karena badai, masih berdiri, tapi tak lagi utuh. Dan malam... malam hanya menatapku dalam bisu, seolah paham betul bahwa aku sedang hancur pelan-pelan, tanpa suara, tanpa pelukan, hanya tangis yang tak sempat jatuh karena aku sudah terlalu kering untuk menangis lagi. Jika esok tak pernah datang, mungkin malam ini a...

{ Nestapa }

Gambar
  Aku dan nestapa selalu saja berjalan beriringan dan tak lupa aku selalu menyapa sejenak terhadap nestapa seolah kami kawan lama yang terlalu akrab untuk saling melupakan.Ia tak pernah absen, hadir di pagi yang kusut di malam yang menggigilmembisikkan kepedihan dengan suara selembut angin yang menusuk tulang Aku mencoba mengusirnya, berkali-kali dengan tawa palsu, dengan doa yang gemetar namun ia selalu tahu jalan pulang— menuju hatiku yang retak, menuju jiwa yang lelah bertahan Terkadang aku bertanya apa aku memang dilahirkan untuk bersahabat dengan luka? Apa hidupku tak pernah layak bahagia walau setitik saja? Nestapa duduk di sampingku saat senja mengusap bahuku sambil berkata, “Tak apa, biarkan dunia tak mengerti. Aku di sini, selalu.” Dan aku, yang terlalu letih untuk membantah hanya bisa menatap langit yang tak pernah menjawab sementara air mataku perlahan menyatu dengan diam yang paling dalam Langit tak pernah memberi jawaban hanya membentang luas seakan mengejek kecilnya a...